sastra


PERKEMBANGAN KESUSASTRAAN ARAB MODERN: DARI MODEL NASYID UMMI KULTSUM SAMPAI KE ARAB MUSIK TELUK

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mandiri
Mata Kuliah : Tarikh Adab 2
Dosen Pembimbing : Masri’ah, M.Ag




IAIN
 




                                                                                                                          
Disusun oleh :



                                                                  Disusun Oleh :
                                     FAIZAH ALFIYANI
     NIM :59420457


            Tarbiyah/PBA-A/VII

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI
CIREBON
2012
BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan puisi pada masa ini, secara bertahap, mendapat pengaruh dari Eropa Baru, meskipun perubahannya mendapat tantangan dari para tradisionalis yang ingin tetap menjaga tradisi klasik, yaitu adanya monoritme dalam puisi Arab. Seperti genre sastra lainnya, puisi pada masa ini dimulai dengan ekspresi-ekspresi mengenai politik, sosial, dan budaya. Secara umum gambaran puisi Arab sampai tahun 1920 baik dari segi bentuk maupun bahasanya masih menggunakan bentuk dan bahasa lama (klasik), sementara mengenai temanya, masih ada yang menggunakan tema lama, tapi diadaptasi dengan suasana yang baru, dan ada juga tema-tema yang baru, seperti tema nasionalisme. Tema nasionalisme ini kadang-kadang menyuarakan tentang Pan Arabisme dan Pan Islamisme.
              Puisi-puisi Arab modern sudah banyak yang tidak terikat lagi pada gaya lama yang dikenal dengan 'Ilm al-'Arūd. Meskipun sebagian penyair dewasa ini senang juga menciptakan puisi bebas, tetapi masih banyak juga yang bertahan dengan gaya lama kendati tidak lagi terikat pada persyaratan tertentu, seperti penyair MAHMUD ALI TAHA (w.1949).
Ragam music islam yang berkembang cukup pesat di dunia Arab adalah genre nasyid. Diantara lagu-lagu Arab yang termasuk dalam kategori nasyid adalah lagu-lagu UMMI KULTSUM yang sangat terkenal di dunia Arab dan dunia Islam. oleh karena itu penulis tertarik untuk menelaah tentang ummi kultsum dan karya-karyanya serta music Arab teluk.
           



BAB II
PERKEMBANGAN KESUSASTRAAN ARAB MODERN: DARI MODEL NASYID UMMI KULTSUM SAMPAI KE ARAB MUSIK TELUK
A.    Kesusastraan Arab Modern
Penulisan prosa berupa cerita-cerita pendek modern dalam bahasa Arab, demikian juga novel dan drama, baru dimulai pada akhir abad lalu. Belakangan ini bentuk puisi juga mengalami perubahan yang cukup besar.
            Puisi-puisi Arab modern sudah banyak yang tidak terikat lagi pada gaya lama yang dikenal dengan 'Ilm al-'Arūd. Meskipun sebagian penyair dewasa ini senang juga menciptakan puisi bebas, tetapi masih banyak juga yang bertahan dengan gaya lama kendati tidak lagi terikat pada persyaratan tertentu, seperti penyair mahmud ali taha (w.1949). puisi-puisinya sangat halus, romantis, tetapi sangat religius. Beberapa pengamat menganggapnya banyak terpengaruh oleh romantisme Perancis abad ke-19, terutama Lamartine. Mungkin sudah terdapat jarak antara penyair ini dan penyair-penyair modern semi-klasik sebelumnya, seperti Ahmad Syauqi atau Hafidz Ibrahim (1872-1932) yang dipandang sebagai penyair-penyair besar.
            Dalam sastra Arab modern, Mesir dapat dikatakan merupakan pembuka jalan meskipun dari para sastrawan itu banyak yang berasal dari Libanon dan Suriah. Mereka pindah ke Mesir untuk menyalurkan bakatnya di negeri ini.
            Sastrawan dan pemikir besar menjelang pertengahan abad ke-20 adalah MUHAMMAD IQBAL (1877-1938) yang lahir di Sialkot dan wafat di Lahore, Pakistan. Ia mengungkapkan filsafatnya dengan puisi dalam bahasa Urdu dan Persia. Beberapa prosanya ditulis dalam bahasa Inggris dan bahasa Arab. Dari kumpulan puisinya, yang terkenal adalah Asrari Khudi di samping karya filsafatnya, The Reconstruction of Religious Thought in Islam.
            Sesudah Perang Dunia I pemikiran-pemikiran intelektual di Mesir, Suriah, dan Irak semakin terasa. Dalam kesusastraan mereka terbagi ke dalam dua kelompok besar. Pada satu pihak pengarang-pengarang yang mempunyai latar belakang pendidikan Barat cenderung pada sastra Perancis dan pada pihak lain lebih cenderung pada sastra Inggris. Yang pertama diwakili oleh Muhammad Husein Haekal (1888-1956) selain sebagai seorang sastrawan, ia juga dikenal sebagai wartawan terkemuka dan pemikir (1889-1973) dan Ibrahim al-Mazini (1890-1949).
              Al-Aqqad dan al-Mazini sama-sama tumbuh mula-mula sebagai penyair pembaharuan yang melepaskan diri dari ikatan tradisi. Selain puisi-puisinya, al-Aqqad juga terkenal karena novel semi-autobiorafinya, Sarah. Pada tahun-tahun belakangan ia banyak mencurahkan perhatian pada penulisan buku-buku ke-Islaman.  
              Masing-masing negara berbahasa Arab mempunyai caranya sendiri dalam membenahi budayanya sehingga tidak ada keseragaman mutlak. Sebagai contoh, udara sastra di Irak mungkin lebih sering diwarnai oleh agitasi politik dan ideologi yang mengakibatkan timbulnya pergolakan dan revolusi, seperti terjadi pada 1958 dan 1960 sampai pada Revolusi 68 yang dikatakan membawa angin baru kepada seni dan budaya dengan diterbitkannya kembali buku-buku sastra. Banyak pengarang Irak yang terpengaruh oleh suasana demikian sehingga pernah lahir yang disebut Penulis Angkatan 60, dan sebagainya. Namun bagaimanapun ada beberapa penulis cerpen Irak yang cukup dikenal di tanah airnya, seperti ABDUL MALIK NURI (1923), FU'AD TAKERLI (1927), dan SYAKIR KHUSYBAK, guru besar di Universitas Baghdad. Dari yang terakhir ini beberapa cerpennya sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
            Sebelum itu, yang dapat dinobatkan sebagai perintis puisi modern di Irak adalah penyair JAMIL SIDQI AZ-ZAHAWI (1863-1936), penyair tua yang bernada keras dan dikenal sebagai pembela hak-hak perempuan di samping MA'RUF AR-RUSAFI (1877-1945).
            Masih dalam dunia kepenyairan, seorang penyair yang mati muda, yang dianggap penyair Arab terbesar sampai waktu itu adalah BADR SYAKIR AS-SAYYAB (1926-1964). Dalam hidup dan pemikiran, ia selalu gelisah. Bersama ABDUL WAHHAB AL-BAYYATI yang kekiri-kirian, ia menanamkan bibit neo-klasik untuk menggantikan romantisme. Aliran yang belakangan ini memang tak dapat bertahan lebih lama di Irak.
            Karya-karya sastra Aljazair modern banyak yang dipengaruhi oleh iklim perang kemerdekaan melawan Perancis. Namun sekaligus timbul paradoks, yakni banyak sastrawan negera di Afrika Utara ini yang menulis karya-karya sastranya dalam bahasa Perancis dan gaya penulisannya pun tidak jauh berbeda dengan gaya pengarang Perancis. Bahkan pemikir dan ulama Aljazair terkemuka, MALIK BIN NABI, menulis pikiran keagamaannya dalam bahasa Perancis. Beberapa karya sastra Aljazair ada yang sudah diterbitkan ke dalam bahasa Indonesia.
            Dari kawasan Teluk, termasuk Arab Saudi, belum banyak yang dapat disebutkan. Yang dikenal dengan sebutan as-Sā'ir al-Mahjar atau The Emigran Poet ialah penyair-penyair yang berimigrasi umumnya ke Amerika Selatan.
            Perkembangan bahasa pun mengalami perubahan dari gaya tradisional, kalimat yang panjang-panjang, dan berbunga-bunga akibat pengaruh pleonasme dan penggunaan kosakata klasik berganti dengan gaya yang sejalan dengan zaman, serba singkat, dan serba cepat. Ciri khas perkembangan bahasa dalam sastra Arab Modern ialah digunakannya bahasa percakapan (vernacularism) dalam dialog, sekalipun dalam pemerian tetap dengan bahasa baku. Kecenderungan seperti ini ada pembelanya, tetapi juga banyak penentangnya. Bahkan pernah ada kecenderungan sebagian kalangan yang ingin mengubah huruf Arab sedemikian rupa supaya dapat juga dibaca dalam huruf Latin. Di Libanon malah ada sekelompok sastrawan yang mencoba menggantikan huruf Arab dengan huruf Latin. Bahkan sudah ada novel yang terbit dalam bahasa Arab dengan menggunakan huruf Latin .
Diantara Ragam music islam yang berkembang cukup pesat di dunia Arab adalah genre nasyid. Diantara lagu-lagu Arab yang termasuk dalam kategori nasyid adalah lagu-lagu UMMI KULTSUM yang sangat terkenal di dunia Arab dan dunia Islam.

B.     Lagu-lagu Ummu kultsum
Raj an-Naqqash, seorang wartawan senior di cairo,  menyatakan bahwa dahulu saat dia kecil, ungkapan kata “mendengar Ummi kultsum” berarti “mendengar lagu” karena sebagian besar orang dewasa di lingkungannya ketika mendengarkan music mereka memutar lagu-lagu ummu kultsum. Fenomena ini kini tidak dijumpai lagi di mesir karena para penikmat music dewasa ini memiliki beragam pilihan jenis music. Namun Ummi Kultsum ntetap maestro music arab yang sulit ditandingi> (Daniel, 1996)
Ummi Kultsum (1904-1975) adalah seorang penyanyi paling popular dan terkenal pada abad ke-20 di Dunia Arab. Koleksi lagunya lebih dari 300 judul. Konser tiap bulan pada kamis malam yang digelar adalah konser yang legendaries karena pada pertunjukkan itu dia bias tampil solo selama enam jam setengah dan konser yang dimulai pada pukul 21.30 , biasanya berakhir pukul 04:00 pagi. Dia dikenal sebagai artis yang piawai dan otentik, mendedikasikan talenta dan karyanya demi kemajuan music dan puisi arab. Dia menyandang sebagai “Suara Mesir”. Ketika dia wafat, upacaranya dilaporkan lebih besar daripada upacara pemakaman presiden gamal adun Nasyir.  Sekarang setellah lebih dari 20 tzhun kepergianya, masyarakat Arab masih sering memutar lagu-lagunya.
Ummi Kultsum adalah musikus wanita yang berkarya dalam lingkungan dan situasi politik yang tengah bergolak. Sebagai seorang artis komersial, karir yang dirintisnya adalah manifestsi keterlibatan budaya pop ekonomi dan politik. Status dan ketenarannya tidak lepas dari dukungan penggemarnya. Rekaman  Lagu-lagunya mudah dibawa dan diputar dimana saja dan hal ini menjadi fenomena unik pada saat itu.
Pada tahun 1990-an lagu-lgunya menembus pasar internasional, dan dirilis ulang dalam format compact disk. Daya tarik music ummi kultsum bagi penggemarnya sifatnya sangat personal. Adapun sebagian lagu-lagunya , seperti “al-athlal” dan “inta Umry”, lebih umum sifatnya. Sering kali seseorang menghubungkan lirik dalam lagu ummi kultsum dengan peristiwa yang terjadi dalam kehidupan mereka. Dalam bernyanyi, ummi kultsum menggunakan formula seperti dalam dalam tradisi lisan Yugoslavia, yaitu terlibatnya terlibatnya interaksi antara penyanyi dengan teks nyanyianya.
Rekaman lagu-lagu ummi kultsum mulai diproduksi dari tahun 1920-an sampai dengan tahun 1930-an dalam format piringan hitam. Dengan rata-rata durasi 20 menit per lagu.
Lagu-lagu koloquialnya atau zajal pada tahun 1940-an dicipta oleh Bayram dan Zakariya Achmad. Untuk kosidah dan lagu-lagu cintanya diaransemen oleh Riyadhus-Sunbaty, sedangkan liriknya oleh Ahmad Syauqi, Hafidz Ibrahim dan Ahmad Ramy. Lagu-lagunya yang lebih modern dalam tampilan orkesta diaransemen oleh Muhammad Abdul wahab dan al-maujy.
Karya-karya berikut adalah seleksi kecil dari repertoire lagunya yang banyak dan mewakili setiap kelompok.
Bayram at-Tunusy adalah penyair mesir abad ini, bekerjaama dengan composer Zakariyya Achmad dalam mencipta lagu lagu “ akar rumput’ mesir. Lirik dan melodinya mengalun indah dan mudah diingat. Bersama suara ummi kultsum. “Ana fi intidharik” mengungkapkan rasa frustasi menunggu-nunggu sesuatu yang tidak pasti. Ummi kultsum lihai dalam menyihir emosi pendengarnya, seperti dalam sebuah lirik lagunya:
“Ayiz a’raf la tikun ghadhban……” dan huwa shochihul hawa ghalab” (benarlah cinta mengalahkan segalanya). Secara bahasa dan music lagu-lagu ini dibuat dalam frame budaya mesir. Lagu-lagu sedihnya Ayni ya ‘ayniberkisah tentang ratapan cinta yang hilang. Pada periode ini lagu-lagu ummi kultsum berkisah tentang para musafir.
Pada periode yang sama ssesudah perang ummi kultsum  mulai melantunkan lagu yang berbeda, yaitu dalam bentuk qasidah. Dari sinilah dia akhirnya dikenal luas sebagai maestro music dunia Arab dengan teknik vokalnya yang tinggi. Para penggmarnya  banyak mengingat lengkiran suaranya ketika membawakan sebuah lirik sebagai berikut:
“kamu takkan mendapat apa yang kamu impikan di dunia ini hanya dengan berharap, kamu harus merebutnya dengan paksaan”.
Lirik ini sering diulang dalam konsernya sebagai ungkapan kejengkelan terhadap maneuver partai-partai politik yang tengah tumbuh di Mesir saat itu. Lagu pertamanya, dipersembahkan untuk peringatan mauled nabi pada tahun 1912, sedangkan lagu kedua adalah tanggapan atas puisi dari abad ke 13 al-Burdah karya al-Bushiry. Lagu-lagu terbaik ummi kultsum menjadi koleksi edit dan dirilis oleh Sono cairo pada tahun 1980-an.
Sejak saat itu, ummi kultsum trus menyanyikan al-Athl di seluruh penjuru dunia Arab dan paris. Rekaman lagunya memperkaya lhazanah music dan budaya mesir. Kasidah neoklasiknya mendongkrak reputasinya sebagai “juru kampanye” bahasa dan sastra Arab. Dicirikan dengan permainan music yang panjang dengan pola dan ritme yang berubah-ubah.
Sejak kematian ummi kultsum rekaman pertamanya segera dirilis ulang dalam bentuk format compact. Saat ini lagu-lagunya banyak dinyanyikan oleh para penyanyi muda.. ma li futin” adalah salah satu lagunya yang menggambarkan gelora mudanya dan Afdhihy in Hadal-hawa” adalah lagu kasidahnya dengan gaya kasidah neoklasik.
Para pendengarnya sering mengatakan bahwa ummi kultsum tidak pernah menyanyika baris lagunya dengan cara yang sama dua kali. Penampilannya selalu baru dan berbeda. Oleh karena itu, compact disk yang dirilis oleh sono cairo walaupun dengan lagu yang sama, penampilannya akan berbeda dengan beberapa kaset dari rumah produksi lain di kairo. Tampilan videonya juga menghadapi masalah yang sama. Rekaman lagu ummi kultsum yang terdapat di Amerika berasal dari berbagai sumbet dan tidak teridentifikasi.
Berdasarkan uraian diatas , dapatlah dikatakan bahwa ummi kultsum adalah penyanyi Arab mesir legendaries yang memiliki daya tarik luar biasa, baik dalam suara maupun popularitasnya, ummi kultsum juga tlah berhasil meninggalkan warisan budaya Arab Mesir khususnya dalam warna dan kekhasan music padang pasir. Hal ini yang menjadi acuan para penyanyi Arab modern di Negara-negara Arab teluk khususnya di arab Saudi, dan kesultanan Oman.
C.     Music Arab Teluk
Music dan lagu Arab Saudi dalm batas-batas regionalnya sendiri, berpijak pada tradisi local, penuh vitalis dan terus mengorbitkan bintang-bintangnya, baik pria maupun wanita yang sangat digemari oleh masyarakat semenanjung Arab.
Keunikan suara music teluk kareana pengaruh sejarah internal dan eksternal kawasan itu. Dulu music kawasan teluk berbeda dengan yang biasa di dengar di levant dan mesir. Musiknya didominasi oleh permainan melodi yang berulang, refleksi dari pengaruh besar music dan lagu rakyat dan minimnya interaksi dengan music barat.
Ganre music music teluk merefleksikan ekonomi dan sub budaya yang tumbuh dan berkembang di semenanjung itu hingga saat booming minyak mengubah masyarakat tersebut. Setiap sub budaya itu membentuk ragam music tersendiri.
Tradisi music Arab juga dapat dilihat pada rombongan kapal pencari mutiara yang biasanya menyanyikan dan memainkan music ketika mereka sedang berlayar di perairan teluk. Kapten kapal mencipt seorang penyanyi niham dengan iringan lagu dan music yang dipimpinnya. Upacara music dipimpin oleh niham, para ABK juga turut bernyanyi demi menjaga semangat kerja dan kekompakan bersama.
Perubahan budaya dan perkembangan ekonomi yang terjadi kota, telah memberika dampaknya bagi perkembangan dan perubahan music. Music kota berubah menjadi shawt, sebuah music yang lahir dari perpaduan runit antara music tradisional dan unsure-unsur baru.
Tingkat kesejahteraan masyarakat yang semakin meningkat karena minyak dan membanjirnya music pop dunia yang tidak terelakkan telah mengubah atmosfer music di Teluk. Studio rekaman kini banyak dilengkapi dengan peralatan mutakhir yang diperuntukkan bagi para penyanyinya. Diantara mereka adalah Abdul Qadir, rabab, abdul majid, dan abbu hilal.
Pada akhirnya pemerintahan Negara Arab teluk merespon aktif kecenderungan pelestarian music tradisional rakyat tersebut. Music kawasan Arab teluk berbeda dengan music yang berkembang di negri-negri di sebelah timur laut tengah dan mesir. Music kawsan Arab teluk didominasi oleh permainan melodi yang berulang dan kurang banyak bersentuhan dengan music Barat. Music mereka ditandai dengan tradisi ritmis (ketukan) music pan Arab seperti wachda wa-nusf, adani, dawsari.













BAB III
KESIMPULAN
perkembangan bahasa dalam sastra Arab Modern ialah digunakannya bahasa percakapan (vernacularism) dalam dialog, sekalipun dalam pemerian tetap dengan bahasa baku. Kecenderungan seperti ini ada pembelanya, tetapi juga banyak penentangnya. Bahkan pernah ada kecenderungan sebagian kalangan yang ingin mengubah huruf Arab sedemikian rupa supaya dapat juga dibaca dalam huruf Latin. Diantara Ragam music islam yang berkembang cukup pesat di dunia Arab adalah genre nasyid.
Ummi Kultsum adalah musikus wanita yang berkarya dalam lingkungan dan situasi politik yang tengah bergolak. Sebagai seorang artis komersial, karir yang dirintisnya adalah manifestsi keterlibatan budaya pop ekonomi dan politik. Status dan ketenarannya tidak lepas dari dukungan penggemarnya. Rekaman  Lagu-lagunya mudah dibawa dan diputar dimana saja dan hal ini menjadi fenomena unik pada saat itu
Music kawasan Arab teluk berbeda dengan music yang berkembang di negri-negri di sebelah timur laut tengah dan mesir. Music kawsan Arab teluk didominasi oleh permainan melodi yang berulang dan kurang banyak bersentuhan dengan music Barat. Music mereka ditandai dengan tradisi ritmis (ketukan) music pan Arab seperti wachda wa-nusf, adani, dawsari.












DAFTAR PUSTAKA

Manshur, Fadhli Munawwar. 2011. Perkembangan Sastra Arab dan Teori Sastra Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Abdullah, Taufik. 1985. Ilmu Sejarah dan Historiografi. Jakarta: PT Gramedia
Tohari, Ahmad. 1998.. Sastra dan Budaya Islam Nusantara. Yogyakarta: IAIN Sunan Kali jaga

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yel Yel Bahasa Arab

Rumus Tombol Komputer/Laptop

"Ya Allahu Ya Rahman (syair sayyidil walid habib Abdurrahman bin Ahmad Assegaf), Menyambut bulan ramadhan"